SMAN 2 SEULIMEUM

Homepage

_____________________________________________________________________________________________________________________________________________

   
   
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________


SMAN 2 Seulimeum bertempat di desa Ateuk Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, terletak di kaki Seulawah, hampir 70 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh, didirikan pada awal tahun 2003 dengan nama awal  SMU Tgk. Lam Cot (swasta). Awalnya, dikarenakan sudah semakin banyak lulusan SMP satu-satunya di sana mengeluhkan tak ada sekolah lanjutan maka pada awal tahun 2003, atas perhatian kepala mukim (Hasyim) yang besar terhadap daerah itu maka dia meminta Drs. Hamdani (yang pada saat itu sebagai Kepala Sekolah SMP Lamteuba) untuk membangun SMA didaerahnya, banyak anak tidak melanjutkan sekolah karena SMA terdekat berjarak 40 kilometer dari situ, ia juga ingin anak-anak didesa terdidik dan maju.

Drs. Hamdani adalah sosok kepala sekolah kreatif yang merintis pendirian SMA di Lamteuba, pengalaman mengajarnya sudah lebih dari 15 tahun dan dia sudah pernah mengajar di Pulau Aceh sebelum pindah ke Lamteuba. Atas dasar keinginan anak-anak didesa terdidik dan maju maka penduduk kampungpun mengumpulkan dana untuk membeli lahan seluas 14 ribu meter persegi untuk membangun gedung sekolah, diawal berdirinya sekolah ini hanya memiliki 4 kelas dan setahun kemudian ada penambahan 2 kelas, perpustakaan dan laboratorium dari Dinas Pendidikan Aceh Besar. Drs. Hamdani langsung diangkat sebagai Kepala Sekolah baru tersebut, selama enam tahun dia memimpin dua sekolah, SMP dan SMA, untuk operasional sekolah dia masih dibantu oleh warga setempat, 15 ribu untuk satu anak. Pada bulan Juni tahun 2008 Sekolah SMU Lamteuba resmi menjadi sekolah negeri dengan nama SMAN 2 Seulimeum, iuran per-siswa dihapuskan dan Drs. Hamdani mewajibkan setiap murid SMP dan SMA untuk mengaji di Dayah Darunnahli yang tak jauh dari sekolah tersebut.

Diawal pendirian sekolah, dikarenakan tidak adanya alat transportasi umum dari kawasan pelabuhan menuju Lamteuba para guru harus menunggu truk pengangkut kayu, truk pun tak banyak melintasi jalan Krueng Raya-Lamteuba, masuk pagi keluar sore, belakangan truk kayu semakin jarang karena pemerintah sudah memberlakukan larangan penebangan liar, cuma ada satu dua truk yang nekad, tidak jarang seragam para guru yang mengajar koyak karena tersangkut ketika menaiki truk kayu tersebut. Menyaksikan kesulitan dan perjuangan para guru-guru untuk menuju kesekolah, Drs.Hamdani akhirnya mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat untuk menyediakan kendaraan bagi mereka yang bertugas di Lamteuba, Permohonan itu ternyata diterima. “walaupun hanya satu kendaraan, itu juga sudah sangat membantu,” ujar Drs.Hamdani .

Dalam hal peningkatan keterampilan siswa, Drs.Hamdani menerapkan Program Siswa Vocasional (PSV), yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang berorientasi pada pembekalan kecakapan hidup, hal ini tak lain adalah penggabungan teori dan oraktek dengan berorientasi pada kesiapan kerja lulusannya. Awal Penyeleksian PSV diawali dari kelas satu untuk dapat mengikuti PSV dikelas dua, penyeleksian siswa tersebut berdasarkan tingkat kecerdasan, kerajinan dan ekonomi keluarga para siswa, bagi siswa yang tidak terpilih ia tidak diwajibkan mengikuti PSV, kecuali atas dasar kerelaan pribadi, Pelaksanaan PSV tersebut diawali tahun 2008, dengan memanfaatkan lahan kosong diperkarangan sekolah untuk berkebun jagung, pemanfaatan area seluas setengah hektar tersebut sepenuhnya dibantu oleh Pioner Mae Fah Luang Fundation, LSM dari Thailand. Hasil panennya digunakan untuk biaya operasional sekolah dan sebesar 20% untuk para siswa, Drs.hamdani juga menjanjikan kepada siswanya walaupun panen gagal mereka tetap mendapatkan hasil jerih payah mereka sebesar Rp.500,000,- Selain jagung Drs.Hamdani juga mengupayakan berbagai program untuk kegiatan Vocasional lainnya seperti pembudidayaan dan pembenihan ikan air tawar, peternakan, dasar-dasar pertukangan serta usaha perabot, perbengkelan dan otomotif, pelajaran menjahit dan bordir, juga pelatihan jurnalistik berbasis lingkungan. Semua itu sesuai dengan Motto SMAN 2 Seulimeum “Unggul Dalam Mutu Baku Dalam Taqwa”.



TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG DI WEBSITE KAMI